Rabu, 22 Februari 2012

Lebaranan di Bangka yuuukkk.... - Part III


Hari kedua, pukul lima pagi alarmku berbunyi, rasanya masih malas bangun tapi karena hari ini ada rencana pergi ke Bukit Betung maka kupaksakan juga untuk bangun. Setelah cuci muka dan gosok gigi, kubangunkan yang lain dan aku bergegas membantu Fang-fang membuat bekal untuk sarapan di Bukit Betung nanti. Teman-teman semua bersiap-siap untuk berangkat sambil membantu pekerjaan rumah Fang-fang pagi itu. Anak-anak pun terlihat bersemangat untuk pergi bersama kami.

Pukul enam pagi Achin menyiapkan mobilnya, sebuah pick up dengan bak terbuka yang biasanya digunakan untuk pekerjaannya. Ya, kali ini kami tidak naik motor tapi akan diantar oleh Achin dengan mobil. Aku dan Fang-fang duduk di depan sedangkan teman-teman dan anak-anak duduk di belakang di bak mobil. Bangku-bangku kecil sudah disiapkan oleh Achin sehingga semua kebagian tempat duduk. Sepertinya seru sekali duduk di belakang ya…

Perjalanan tidak memakan waktu lama, sekitar 20 menit kemudian kami tiba di kaki bukit. Tempat ini merupakan tempat sebuah tempat sembahyang, tapi juga sering dipakai untuk tempat olahraga karena kondisi jalannya yang mendaki. Tempat ini juga telah mengalami renovasi sehingga untuk naik ke atas bukit sudah lebih mudah. Di atas bukit ada sebuah bangunan besar semacam gedung serbaguna yang berbentuk seperti rumah cina yang katanya akan dipakai apabila ada kegiatan pada saat-saat tertentu. Ada juga kolam ikan dan tempat sembahyang.
 
Jalannya menanjak dan lumayan terjal, sebentar saja kami sudah mandi keringat. Mendekati puncaknya terdapat tangga dari batu yang dibuat menyerupai tembok istana atau mungkin seperti tembok cina? Kami bertemu dengan beberapa orang tua yang berolahraga dengan cara naik turun dari bawah bukit ke puncaknya.
 
Sesampainya di puncak terdapat lereng bukit yang digambar dengan cerita Sang Budha.
Terdapat juga kolam ikan, tempat orang melempar koin sambil menyebutkan keinginan mereka. Coin anyone? Di tengah kolam ada bangunan kecil tempat mengamati ikan-ikan. Sudah berapa banyak keinginan yang terkabul ya?

Dari kolam ikan tadi kita masih bisa naik lebih ke puncak lagi dengan menggunakan tangga-tangga seperti di gambar. Untuk yang mau sembahyang pun masih harus naik lagi karena tempat sembahyangnya masih di atas. Ok, semangat!!
 
Naik lagi, maka muncullah pemandangan sekeliling kota yang indah. Walaupun basah kuyup oleh keringat tapi rasanya segar sekali. Di sini juga disediakan tempat duduk untuk menikmati pemandangan atau menikmati sarapan seperti kami
 
Masih ada lagi yang lebih puncak lho. Tapi karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan dan Achin juga sudah dalam perjalanan menjemput kami maka kami pun bergegas turun. Kalau saat naik kami kepayahan karena mendaki bukit maka saat turun kami kepayahan mengerem kaki kami agar tidak berlari-lari meluncur menuruni bukit yang terjal itu. Secara pribadi aku lebih takut saat menuruni bukit, dalam pikiranku kalau seandainya aku jatuh terguling, maka tidak akan dapat berhenti sampai membentur lereng bukit atau sampai benar-benar berada di dasar bukit saking terjalnya.

Saat kami sampai di bawah, sudah pukul 10.30, matahari bersinar terik. Perjalanan pulang menggunakan mobil terasa lebih cepat daripada saat pergi tadi pagi. Sesampainya di rumah Fang-fang kami mandi, beres-beres rumah, mencuci pakaian dan makan siang. Setelah itu kami tidur-tiduran sebentar karena jam tiga sore kami akan pergi ke pemandian air panas Tirta Tapta yang berada agak di luar kota Sungai Liat.
 
Jam tiga sore, kami sudah siap pergi, kali ini kami berangkat juga memakai mobil Achin. Perjalanan ditempuh kurang lebih 45 menit. Di pinggir jalan banyak terdapat bekas tambang timah, baik yang berupa lahan tandus ataupun yang sudah berbentuk danau. Karena saat ini musim kemarau maka banyak warga lokal yang pergi ke danau tersebut untuk mandi dan mengambil air. Tampak juga anak-anak yang berenang dengan riang.

Untuk masuk ke pemandian ini dikenakan biaya yaitu Rp.20.000,- untuk dewasa dan Rp.10.000,- untuk anak-anak. Biaya ini bisa dibilang cukup murah karena selain pemandian air panas, terdapat juga kebun binatang kecil (ada burung, beruang, kura-kura, buaya, ular, dll), tempat bermain bebek-bebekan (harus bayar lagi) dan kolam renang. Fasilitas kolam renangnya juga cukup istimewa, yaitu untuk anak-anak, orang dewasa dan kolam arus serta terdapat seluncuran juga. Di sekeliling kolam renang ada undakan batu untuk meletakkan barang dan duduk-duduk. Kamar mandi juga banyak terdapat di sekeliling kolam renang itu. Untuk pemandian air panasnya sendiri, disediakan dua kolam untuk dewasa dan anak-anak. Sayang foto kolam air panasnya lupa diambil (ˇ.ˇ!)


Sore hari kami segera pulang, karena malam ini adalah malam takbiran. Kami pergi makan keluar dan memilih makan di warung soto lamongan. Kami memesan nasi pecel ayam Rp.16.000,- per porsi dan es jeruk Rp.4.000,- per gelas. Malam ini adalah malam terakhir kami menginap di rumah Fang-fang karena rencananya besok kami akan pergi ke Jebus untuk menemui ayah Weny.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar